Proyekan dengan Pacar :"3

Minggu, 25 Desember 2011 Label: , ,

Yaaay, I've been so exciting in these days! Karena Pacar lagi pulang, dan pulangnya bakalan lama, sampai tahun baru, hehehe dan dari sebelum si Pacar pulang, kita udah ngerencanain proyekan bikin stop motion video bareng, sama masak-masakan :3

Well, yang pertama, stop motion video sukses dibikin. Dengan lebih dari 240 foto, pakai lagu Simple Plan yang Jet Lag, karena itu lagunya nyeritain LDR *alah*. Dan ngedit videonya itu perlu kesabaran EKSTRA! Aku sampe berasap ngelarinnya. Walaupun kata Pacar dicicil aja editnya, tapi gak tau mungkin karena emang udah sifat dasar aku yang kalo ngerjain sesuatu yang menurut aku exciting itu harus to the max, sampe abis-abisan. Akhirnya beres, dan besoknya si Pacar tinggal kasih finishing touch *cielah*.

Meskipun ternyata videonya di-blocked Youtube gara-gara lagu Jet Lag-nya mengandung copyright dari WMG, tapi tetep seneng sekali. Denger komen orang yang udah nonton, katanya lucu, katanya kita kompak sekali hehehe :") Well, ini deh beberapa fotonya!
My favorite part!
Iseng take photo, setelah kerjaannya kelar :")
Ini opening videonya.

Laluuu, kita masak-masakan! Tadinya mau masak sesuatu yang WAH, tapi gara-gara akhirnya dadakan, kita cuma masak seblak basah :)) Yang si Pacar sampe mewek gara-gara ngerendos bawang merah sama cengek. Yang dianya numis seblak + cengek sambil dikocek-kocek, hadoooh :)) Dan ini hasilnya!

Seblak ala Aymen dan Palatita.
Dan pas lagi nyeblak itu, dateng si Inda, akhirnya gara-gara kejebak hujan, si Pacar sama si Inda stay bertiga di rumah aku. And... guess what? Kita malah kursus mendadak sama si Pacar, cara bikin origami burung bangau sama bintang x_x Sambil iseng take photo pake light painting juga, dan jadi begini...

Aymen narsis sendiri :|


Origami burung bangau hasil bertiga :3

Hasil Aymen dan Palatita.
Dan begitulah, origami burung bangau bikinan aku kagak rapih, akhirnya abis dikeplak Pacar pake kertas lipat, dasar KDRT :')

Yah, that's why I'm in love with that Boy so much.
He's not just my boyfriend.
He is my best friend, my partner, and old brother. So grateful :)

HAPPINESS.

Rabu, 21 Desember 2011 Label: ,

Tidak tahu harus bilang apa. Selain, bahagia. Bukan seneng aja, bahagia.
Udah pernah tahu sebelumnya gak, gimana rasanya 3 minggu gak ketemu Pacar, terus pas ada event pas buat dia pulang, taunya dia gak bisa... udah kebayang kan gimana kecewa dan sedih beratnya, itu tuh event penting yang kitanya udah ngarep pengen barengan, ....eh tapi tiba-tiba aja pas di acara itu, waktu kita noleh tepat ke samping, sosoknya udah nongol gitu aja polos di samping kita?
Rasanya...... ya ya ya seperti itulah. Speechless :")
Damn. I blame you for making me more in love with you today. Thanks thanks thanks. :")

Farewell.

Label: , ,

"I break up."

Satu kalimat di layar BlackBerry-ku, pukul dua puluh tiga kurang lima belas menit.
Yang sukses membuatku shock.

Sebenarnya, ini-shock-karena-apa, aku tidak begitu paham.
Adalah chat dari seorang teman, yang mengatakan kalau dia dan Pacarnya baru saja berpisah.

Seharusnya reaksiku tidak seperti ini jika saja 1 minggu sebelum hari ini,
kita tidak membicarakan tentang betapa tidak maunya kita merasakan kehilangan(lagi).

Baru saja sekitar 1 minggu yang lalu,
kita terduduk di sebuah kedai, 3 jam membicarakan tentang perpisahan, kehilangan.
Dan betapa tidak inginnya kita kehilangan apa yang sedang masing-masing kita genggam saat ini.
Juga harapan-harapan muluk tentang masa depan.
Tapi ternyata, apa yang ditakutkan justru terjadi. Hari ini, detik ini.

"No. That's just... impossible."
"Oh yeah, it's over."


Satu, dua, tiga...
Perpisahan demi perpisahan terjadi.
Dari hubungan yang sudah terjalin selama 2 tahun lamanya, sampai pasangan yang baru saja memulai hubungan mereka.
Ah, entahlah...
rasanya menyesakkan.
Melihat kenyataan bahwa perpisahan itu ada, nyata, mungkin terjadi.
Bisa datang begitu saja tanpa aba-aba satu dua tiga,
tak ubahnya jatuh cinta.

Perpisahan itu nyata, senyata jatuh cinta.
Dapat terjadi begitu saja, secara tiba-tiba, seperti pertemuan.
Kita tidak akan pernah tahu ketika cinta mengendap-endap di belakang,
dan tiba-tiba menyergap hingga akhirnya kita jatuh.
Pun perpisahan,
bisa saja tiba-tiba dia datang dan menyerbu.

Tetapi senyata apapun perpisahan,
entah mengapa aku ingin ia tetap berada dalam imaji jika itu tentang kamu.
Senyata wujud perpisahan,
senyata itu pula engganku kehilangan.

Jika kita adalah 2 buah garis,
kuharap pada akhirnya kita berada di satu titik temu.
Bukan berpotongan, tak juga hanya bersinggungan, atau malah tak sejalan.

Jika ini adalah perjalanan,
semoga aku sedang menuju kamu selalu.

Rindu

Selasa, 13 Desember 2011 Label: ,

Rinduku seakan mau tumpah di mendung malam ini
Hanya bisa menggantung pasrah di langit bentang jarak dan waktu

Aku seperti rindu yang terpaksa bersembunyi di balik senyum
sebelum akhirnya benar-benar menangis.
Aku seperti rindu yang berdesakkan di dada,
seolah seluruh hela nafasku terhimpit sebuah nama.

Rinduku enggan menyapa matahari pagi,
hanya ingin melihatnya tenggelam dan menyilam senja.
Sekedar ingin tiba-tiba berhasil melewati satu hari lagi tanpa kamu dengan cepat.

Rinduku terpaksa menyambut sapaan fajar.
Dia merangkak dari bawah kasur,
menarik-narik ujung lenganku paksa.
Memintaku melewati satu hari lagi tanpa kamu, 
juga entah berapa hari lagi yang tersisa.

Pagi ini,
aku berpapasan dengan rindu yang terusik dengan dinginnya hujan.
Persis seperti tadi malam,
hanya menjelma menjadi mendung yang tak gelap.

Sedikit Lupa

Jumat, 02 Desember 2011 Label: ,

Kita bukanlah sesuatu yang bergerak di jalan yang tidak berliku.
Aku tidak sedang menjalani hubungan yang tidak pernah tersandung batu.
Pun aku tidak pernah menjanjikan kamu itu.

Tanpa kita sadari, kita pernah saling menyakiti.
Suatu saat pun mungkin,
akan terjadi lagi.
Ketika aku mulai bertingkah begitu menyebalkan,
dan kamu terlalu lelah untuk memperhatikan.

Seiyanya,
kumohon tetaplah bertahan.

Jika terjadi lagi, lagi, dan lagi.
Mungkin saat itu kita hanya sedikit lupa,
pada ribuan langkah di setiap jalan yang telah kita lewati.
Pada ratusan gelak tawa dan isak tangis yang aku bagi, dengan kamu.
Dan pada setiap memori yang kita patri,
pada benak yang saling memenuhi.

Jika terjadi lagi, lagi, dan lagi.
Ingatkan aku tentang janji, yang pernah bersama kita maknai.
Ingatkan aku tentang hati, yang telah pernah kurengkuh penuh arti.
Ingatkan aku tentang seberapa banyak tawa yang dibagi,
bukan tentang sebanyak apa tangis yang terbuang.

Jika terjadi lagi, lagi, dan lagi.
Jika cinta kembali merubahku menjadi sosok yang egois,
ingatkan aku tentang kamu yang tak pernah mempunyai niat untuk membuatku menangis.
Karena cinta pernah menjadikan aku traumatis,
aku tidak mau kamu menjadi hal yang sama persis.

Aku pun ingin memberi rasa yang tanpa tendensi,
tak ubahnya pemberian matahari kepada bumi.

Maka jika terjadi lagi, lagi, dan lagi.
Jika kembali tanpa kita sadari, kita saling menyakiti,
ingatkan aku tentang sajak ini.
Ingatkan aku tentang aku memikirkan kamu sambil menulis ini.

Dan bacalah lagi,
karena mungkin kita hanya sedikit lupa, bahwa kita adalah bersama.

Disini, aku tidak menunggu nanti.

Kamis, 01 Desember 2011 Label: , ,

Disini, aku tidak menunggu nanti.
Meski dengan ada ataupun tidak adanya jarak aku tetap tak akan beranjak,
detik ini, aku tak akan lagi menunggu nanti.

Satu malam minggu,
sebelum kamu kembali merentangkan peluk sepanjang 200 kilometer.
Hingga aku tak lagi tahu dimana ujung tanganmu bertumpu.

Disini, aku tidak lagi menunggu nanti.
Aku sedia tak beranjak, mengabaikan jarak.
Tak jemu, walau tidak bertemu.
Walau aku dan bahkan setiap centi rambutku ingin kamu pulang,
aku tetaplah seorang pemalas yang tak memiliki sedikitpun keinginan untuk melupakan aromamu.

Disini, aku tidak lagi menunggu nanti.
Kendati senja memuram,
karena mungkin semburat matahari berpindah ke mukaku.

Disini, aku tidak lagi menunggu nanti.

Meski menanti tidak pernah sederhana.
Pun setia, tidak semuanya bisa.
Tapi tanpa kau minta, aku ingin melakukannya.
Mengapa aku harus ingin pergi jika kau adalah tempat ternyaman?

Disini, aku tidak lagi menunggu nanti.
Tidak juga ingin bergegas,
karena tempat di sebelahmu tidak pernah membuatku merasa cemas.

Disini, aku berumah di hatimu.
Aku tidak menunggu nanti, karena di dalam sini, adalah ibu dari semua rasa bermuara.

Disini, aku tidak lagi menunggu nanti.
Karena kapan saja, pun setiap saat,
kamu selalu membuatku jatuh cinta.