MEME is CUTE!

Minggu, 19 Februari 2012 Label: ,

Udah lama banget derping around gambar-gambar MEME ini, nyaris 2 tahun. Pertama tau itu situsnya di Tumblr thefuuuucomics dan baru-baru ini jadi sering ngunjungin 9gag.com, dan sukses gak pernah gak bikin ngakak!

Sampai akhirnya, aku bikin cerita MEME sendiri, true story pas di An-Nahl lagi belajar kimia dan males ngerjain akhirnya jawab pake feeling, taunya pas diitung bener wakakak akhirnya kepikiran bikin cerita MEME-nya, karena ekspresi meme itu lucuk :3 Cuma yang beda, guru di cerita ini cewek, aslinya cowok, namanya Om Ali. Dan aslinya Om Ali malah nyengir, di cerita ini gurunya ngamuk :p>

Pengen aku post ke 9gag.com tapi gak ada usernamenya :))

Well, see my first MEME story!

Masih ingat satu tahun yang lalu?

Jumat, 03 Februari 2012 Label: ,

Aku mematut-matut bayangan diriku di cermin. Gak keliatan aneh kan ini, gak keliatan terlalu centil kan...
Aku mengalihkan pandanganku ke jam dinding, masih jam 11 siang. 
Akhirnya aku mengaktifkan tampilan Yahoo! Messengerku, ternyata kamu online, dan langsung menyapaku.

"Hei! Udah siap?"

Aku spontan tersenyum, bahkan nyaris memaki diri sendiri kenapa reaksi seperti itu dengan mudahnya muncul jika itu karena kamu.

"Yap, #hbu?"
"Not yet, hehehe, nunggu dzuhur dulu kan.."
Akhirnya pembicaraan mengalir seperti biasanya, 
dan selalu, waktu bergerak lebih cepat setiap aku berbicara dengan kamu.

"Bentar lagi berangkat ya, siap-siap aja ada yang ketuk pintu rumah, hehe :p"

Dheg.
Satu reaksi aneh lainnya yang hanya aku miliki jika itu karena kamu.

Tidak sampai membuatku bosan menunggu,
kamu sudah begitu saja tiba di depan rumahku. Seperti janjiku, aku mengenalkanmu pada Ibuku, sebagai teman.

"Siapa nih? Pacar yaaaa..."
"Eh bukan-bukan! Hehehe."

Dan aku tidak pernah tahu, debaran-debaran konyol seperti itu masih aku miliki sampai hari ini.

---

Sekarang adalah satu tahun setelah hari itu.
Kita sudah saling mengenal satu sama lain, lebih tahu kebiasaan masing-masing, saling tahu kelebihan dan kekurangan masing-masing, juga saling menerima.
Kita sudah hapal apa yang membuat satu sama lain ngambek, dan cara memperbaikinya. 
Kita sudah banyak membagi tawa bahkan aku memiliki tempat istimewa di pundakmu setiap aku menangis.

Sekarang adalah satu tahun setelah hari itu.
Memang tidak cuma bahagia, ada luka, tangis, marah, kesal, kecewa, bahkan penyesalan. Tapi lebih dari semua itu, ada KITA.
Ada kamu, ada aku, ada kita yang saling mengisi saat-saat terpuruk dalam hidup masing-masing.
Kita yang saling tidak ingin meninggalkan satu sama lain.
Karena jika bukan oleh kita, siapa yang akan mempertahankan kita?

Kita yang saling menguatkan, saling menunjukkan rasa sayang, saling mengisi seperti setiap sela jemari, dan kita yang saling tidak ingin kehilangan satu sama lain.

Sekarang adalah satu tahun setelah hari itu.
Kamu yang secara pelan namun pasti, sudah menjadi salah satu bagian paling penting dalam kehidupanku.
Kamu yang sudah menjadi setengah dari hidupku di bangku SMA.
Dan aku yang menemani masa sulitmu melewati bangku SMA hingga kuliah.
Kita yang mendukung satu sama lain. Kita yang tumbuh dewasa bersama.

Iya, ini aku.
Aku yang mencandu keberadaan kamu.
Aku yang tidak pernah berhenti merasa jatuh cinta setiap hari berganti.
Aku yang berbagi sebab kebahagiaan dengan kamu selama satu tahun belakangan.
Aku yang tidak segan berbagi peluk denganmu, sekedar saling menenangkan dan menguatkan.
Aku yang sudah berbagi mimpi dengan kamu.
Aku yang tertawa di punggungmu ketika kita bersama-sama menyusun rencana ini itu.

Aku bersyukur aku punya kamu.
Ketika aku selalu labil membangkang nasihat orang tua, kamu meluruskan dengan tenang, kalau maksud mereka itu sebenarnya baik.
Aku bersyukur aku punya kamu.
Ketika orang tuaku sibuk berceloteh ini itu dan aku terlalu bosan untuk mendengar, kamu dengan sabarnya mendengarkan dengan senyum.
Aku bersyukur aku punya kamu.
Ketika aku hilang langkah dan terlalu jenuh untuk meniti masa depan, kamu mengingatkan aku agar aku tidak menyesal nantinya.
Aku bersyukur aku punya kamu.
Ketika aku hilang kesabaran dan  kalah dengan egoku, kamu cukup sabar dengan tidak menyerah dengan ego kamu.
Aku bersyukur aku punya kamu.
Ketika aku hanya bisa menangisi masalah, kamu tidak risih untuk menghapus air mataku dan mendengarkan dengan sabar.
Aku bersyukur aku punya kamu.
Ketika aku mengabaikan perintah Tuhan, aku ingat aku punya kamu, aku tahu pasti Dia bisa menjauhkan aku dari kamu jika Dia ingin.
Dan aku terlalu takut bahkan hanya untuk membayangkan kemungkinan itu.

Aku bersyukur aku punya kamu, Iman Muhamad Ramadhan.
Maaf untuk semua kekurangan aku,
dan terima kasih untuk selalu saja bisa menerimanya.

Selamat satu tahun, Kita.
Tetap bimbing aku supaya jadi lebih baik ya, untuk seterusnya, dan seterusnya..
karena jika bukan karena kamu, apalagi alasanku?

Aku sayang kamu.