Selamat Ulang Tahun, Papa.. :)

Kamis, 26 April 2012 Label: ,

"Kakak itu hadiah yang paling berharga buat Papa.."

Papa, 
sosok pria yang paling aku banggakan lebih dari siapapun. 
Dan jika ditanya, apa yang aku banggakan dari beliau? Aku hanya bisa tersenyum dan berkata, "Ah, siapa yang tidak akan menyukai beliau setelah mengenalnya."

Papa adalah orang pertama yang mengajarkan aku untuk tidak lupa mengucapkan kata "Terima kasih." kepada siapapun, kapanpun. Bahkan kepada tukang sampah yang sering menyapu daerah komplek perumahan, meskipun ia bekerja karena kewajibannya. Tidak heran semua orang mengenal Papa sebagai sosok yang baik, aku menemui banyak orang sewaktu aku sedang bersama Papa dan semuanya menyapa Papa dengan senyum ramah dan bersahabat, diselingi canda tawa yang tidak dibuat-buat.

Papa adalah orang paling sederhana yang pernah aku kenal. Papa mencintai kesederhanaan.
Bahkan temanku sendiri mengatakan hal itu, Papaku adalah orang yang sederhana, meskipun beliau mungkin bisa membeli apa saja yang beliau inginkan untuk mengalahkan kemewahan di ibukota. Papa selalu mengingatkan aku bahwa kemewahan dunia bisa hilang dalam sekejap mata, yang harus kita kumpulkan adalah harta untuk di kehidupan berikutnya di akhirat kelak.

Papa pernah mengajakku bepergian dengan menggunakan busway, katanya, "Kakak harus belajar hidup keras di Jakarta. Mungkin Kakak berpikir, saat ini kita bisa bepergian dengan menggunakan mobil Papa dan merasa nyaman, tapi jika suatu saat Papa tidak ada? Harus ada yang mengajarkan Kakak hal terburuk pada hal terbaik sekalipun..."

Kami berjalan kaki berdua melawan teriknya ibukota, terkadang diselingi candaan tidak lucu khas Papa, tapi tidak pernah gagal membuat aku tersenyum. Papa menunjukkan aku setiap sudut tempat yang rutin ia singgahi.

"Dulu waktu seusia Kakak, Papa nggak pernah kebayang bisa hafal jalan Jakarta kayak gini. Dulu Papa belum pernah nginjek Jakarta sekalipun. Dan sekarang, Kakak udah Papa ajak kemana-mana di Jakarta, pasti suatu saat Kakak bisa lebih baik dari Papa..."

Kami adalah sepasang sahabat yang bahkan satu keluarga pun tahu, selalu sempat meluangkan waktu untuk bepergian berdua saja.
Kami bisa pergi ke salon berdua. Dimana anak perempuan yang lain pergi dengan Mamanya, aku malah pergi dengan Papa. Papa menemaniku sambil mencuci rambutnya dan dipijat, sembari mengobrol dengan karyawan salon disana. Ah, dia memang begitu sederhana dan ramah..

Atau kami juga bisa bepergian untuk sekedar berwisata kuliner, ngopi di kafe terdekat, atau berjalan-jalan kaki kemanapun. Oh ya, Papa juga mengajarkan aku untuk selalu berjalan cepat, karena waktu tidak pernah menunggu. :)

Papa terkadang menginginkan aku berjalan mengikuti rencana-rencananya yang sudah rampung tersusun untukku. Tapi saat aku berkata tidak mau, Papa selalu mengerti. 
"Pilihlah apa yang terbaik untuk Kakak ya, asal Kakak senang dengan pilihan tersebut, Papa mengerti."
Selalu begitu ucapnya. Meskipun ia harus mengabaikan keinginannya.

Tapi bukan tanpa cela, Papaku terkadang menjadi seorang pemarah. Meskipun ia sama sekali tidak pernah mengamuk. 
Papa benci terlihat marah di depanku. 
Papa lebih sering terlihat diam saat marah, dan tidak banyak bicara.
Mungkin hal itulah yang menular padaku, aku pun memilih tidak banyak bicara saat marah.

Tapi Papa tidak pernah lupa, setelah amarahnya yang muncul tanpa sengaja di depanku, Papa selalu mengingatkan aku bahwa sifat seperti itu bukan sesuatu yang boleh aku tiru darinya.

Papa dan semua nasihatnya yang berulang-ulang. 
Papa dan semua cerita masa mudanya, dan mengatakan bahwa aku selalu bisa lebih baik dari beliau.
Papa yang selalu membanggakan aku lebih dari apapun.
Papa yang selalu menginginkan yang terbaik untuk aku. 
Papa dan candaan garingnya, tapi tidak pernah membosankan.
Papa yang seperti itu yang aku sayang, lebih dari keindahan apapun yang pernah aku temui.

Selamat ulang tahun, Papa nomor satu di seluruh dunia.
Selamat ulang tahun pria, sahabat, inspirasi, motivator, dan pegangan hidup terbaik di hidupku.
Semoga sehat selalu, dimudahkan dan dilancarkan dalam segalanya, panjang umur dan menjadi orang pertama yang aku beritahu hal membanggakan kelak. Amien. :)

Putrimu,
gadis kecilmu yang dulu selalu tertawa di atas gendongan pundakmu.


Aku (hampir) pergi.

Sabtu, 07 April 2012 Label:

March 5th, 2012...
"Lucu ya, bagaimana semuanya terjadi begitu cepat dan tiba-tiba.
Hampir kupikir engkau rumahku. 
Hampir kupikir akhirnya aku telah menemukan tempat ternyaman, tempat aku pulang, tempat aku merasa aman, dan kembali ke semua tenang.

Sampai pada akhirnya aku tahu aku hanya sekedar tempat singgah untuk kamu.
Aku hanya salah satu dari beberapa perempuan yang bisa menenangkan kamu,
ketika untuk aku, kamu adalah satu-satunya.

Aku hanya salah satu dari beberapa.
Ketika untuk aku, kamu adalah satu-satunya.

Aku benar-benar merasa bodoh.
Tadinya aku pikir aku bukan seseorang yang begitu baik untuk kamu, 
aku yang labil, moody, emosional, dan lainnya.
Dan aku sempat berpikir,
aku terlalu buruk untuk macam-macam, sehingga jika melakukan apapun pasti ketahuan, hingga aku tak pernah mau sebegitu teganya menyembunyikan apapun.

Sedangkan kamu terlalu baik, sampai tidak aku sangka...

Sebenarnya aku benci mereka.
Aku benci mereka yang sebenarnya tahu tapi pura-pura tidak tahu,
sampai ketika aku bercerita, barulah mereka berkata, "Memang dia begitu."

Aku tidak tahu.
Hampir semuanya terasa percuma, dan palsu.
Betapa bintangku yang seharusnya membuat aku tidak pernah tersesat,
justru berbalik menyesatkan aku,
membuat aku jatuh ke jurang yang dalam,
menabraki bebatuan,
sampai akhirnya terjerembab di dalamnya.

Aku tak hanya kehilangan arah,
aku bahkan kehilangan diriku sendiri.
Itulah mengapa aku sempat lari dan bersembunyi, mencari setidaknya sedikit sinar yang bisa membawa aku pulang.
Aku hampir pergi,
karena aku tidak memiliki rumah untuk pulang."