#3, Perkenalan.

Senin, 03 Oktober 2011 Label: ,

"Kamu terlihat baik."

Sosok di depanku itu bergumam sambil menatapku dengan tatapan rindu.
Meskipun tak bisa melihat wajahnya dengan jelas, aku merasa mengenalnya dengan baik.
Dan entah kenapa, ia nampak begitu lelah dan kepayahan.

"Lama tidak bertemu."
Ujarnya lagi.
Aku masih berusaha mengingat, tapi semua ruang dalam ingatanku tak juga memunculkan apapun tentang sosok di depanku ini.

Dengan tergugup, aku berusaha bertanya dengan menyembunyikan nada ragu dalam kalimatku,
"Kamu... siapa? Apa kita pernah bertemu sebelumnya? Aku merasa... familiar."
Tanyaku, perlahan.

Sosok itu menghela nafas panjang, kemudian mendengus pelan sesaat sesudahnya. 
"Apa yang kamu pikirkan dari sosok aku? Lihat diriku, dan katakan apapun yang ada di kepalamu."
Suaranya terdengar tenang, tapi menyimpan kegetiran.

Ragu, aku mengamati sosoknya. Meskipun wajahnya masih juga tidak terlihat jelas.
Sosok yang nampak begitu lelah, seolah telah dipaksa untuk melakukan berbagai macam hal yang tak seharusnya. Seolah telah menanggung ribuan beban berat.
Iba, perasaan yang pertama melintas di hatiku begitu usai mengamatinya.

"Kamu nampak kepayahan. Seperti tersiksa, seolah dihantam dengan berbagai tekanan yang tak diinginkan. Seperti terpaksa, seperti tak hidup. Aku... aku iba melihatmu."
Jawabku, sejujur-jujurnya.

Lagi, sosok itu mendengus pelan.
Kemudian, ia bergerak mendekatiku, mengulurkan tangannya ke daguku dan mengangkat wajahku. Takut, aku memejamkan mata. Tanpa melihat pun aku sudah dapat membayangkan semenyeramkan apa wajahnya.

"Kalau kamu merasa iba, berhentilah menyiksaku. Berhenti, atau kau akan menjadi aku." Ucapnya.
Perlahan, aku membuka mataku, dan aku tertegun.

Sosok itu... aku.

"Hai. Salam kenal, Aku."



Berhentilah membuat dirimu sendiri kepayahan. Berhentilah menghantam dirimu sendiri dengan berbagai tekanan yang tak dirimu inginkan. Berhentilah memaksa dirimu menjadi apa yang tidak dirimu inginkan. :)

0 komentar:

Posting Komentar