March 5th, 2012...
"Lucu ya, bagaimana semuanya terjadi begitu cepat dan tiba-tiba.
Hampir kupikir engkau rumahku.
Hampir kupikir akhirnya aku telah menemukan tempat ternyaman, tempat aku pulang, tempat aku merasa aman, dan kembali ke semua tenang.
Sampai pada akhirnya aku tahu aku hanya sekedar tempat singgah untuk kamu.
Aku hanya salah satu dari beberapa perempuan yang bisa menenangkan kamu,
ketika untuk aku, kamu adalah satu-satunya.
Aku hanya salah satu dari beberapa.
Ketika untuk aku, kamu adalah satu-satunya.
Aku benar-benar merasa bodoh.
Tadinya aku pikir aku bukan seseorang yang begitu baik untuk kamu,
aku yang labil, moody, emosional, dan lainnya.
Dan aku sempat berpikir,
aku terlalu buruk untuk macam-macam, sehingga jika melakukan apapun pasti ketahuan, hingga aku tak pernah mau sebegitu teganya menyembunyikan apapun.
Sedangkan kamu terlalu baik, sampai tidak aku sangka...
Sebenarnya aku benci mereka.
Aku benci mereka yang sebenarnya tahu tapi pura-pura tidak tahu,
sampai ketika aku bercerita, barulah mereka berkata, "Memang dia begitu." Aku tidak tahu.
Hampir semuanya terasa percuma, dan palsu.
Betapa bintangku yang seharusnya membuat aku tidak pernah tersesat,
justru berbalik menyesatkan aku,
membuat aku jatuh ke jurang yang dalam,
menabraki bebatuan,
sampai akhirnya terjerembab di dalamnya. Aku tak hanya kehilangan arah,
aku bahkan kehilangan diriku sendiri.
Itulah mengapa aku sempat lari dan bersembunyi, mencari setidaknya sedikit sinar yang bisa membawa aku pulang. Aku hampir pergi,
karena aku tidak memiliki rumah untuk pulang."
0 komentar:
Posting Komentar