'Kenapa kamu suka hujan, Ra?'
Aku masih mengingat pertanyaan itu, yang kamu lontarkan ketika rambutmu masih bau matahari.
Ketika warna abu-abu celana seragammu, sama abu-abunya dengan warna rok pendekku.
'Kenapa? Haruskah ada kenapa?'
Aku tergelak, dan sejurus kemudian menjawab, '...hujan itu jatuh dari langit. Kenapa aku menyukai hujan? Alasannya seperti kenapa aku jatuh dan mencinta kamu, haruskah ada alasan?'
Aku menghela nafas panjang, '...pun ada alasan, alasan itu tidak akan menjadi alasan yang akan membuatku meninggalkanmu ketika alasan itu hilang.'
Kamu terdiam. Aku sendiri enggan mengatakan apapun lagi.
Bersama kamu, dalam diam pun rasanya nyaman.
Kamu menggenggam tanganku pelan dan mengajakku berlarian di tengah derasnya hujan.
Hey bodoh,
Tuhan menurunkan hujan sama seperti bagaimana Dia menakdirkan cinta yang jatuh pada seseorang.
Dia menciptakannya tanpa rumus dan formula.
Mungkin manusia sajalah yang seenaknya memutuskan mengapa mencinta, jadi suka karena begini dan jatuh sayang karena begitu.
'Aku menyukaimu seperti aku menyukai hujan...'
0 komentar:
Posting Komentar