#8, Pesanmu.

Sabtu, 15 Oktober 2011 Label:

To: Diana
Sayang, aku ke rumahmu sekarang.

From: Diana
Ngapain? Aku di kantormu kok. 

To: Diana
Oh ya? Kamu dimana? 

"Hai."
Suara wanita yang sudah mengakrabi telingaku selama 2 tahun terakhir itu terdengar dari belakangku. Aku menoleh dan, iya, dia. 

"Kamu... kenapa gak bilang dulu mau kesini sih?"
Aku mengacak-acak rambutnya yang memang sudah berantakan. Khas dia, tidak pernah terlihat serapi wanita-wanita di ibukota lainnya, tapi tampak selalu cantik di mataku.

"Surprise! Hehehe, tadinya aku telfon kamu mau ngasih tau, tapi ya..." 
Tululut....

Suara handphone-ku terdengar nyaring, tanda ada telepon masuk. Aku melihat layar handphone-ku dan tertegun. Dia. Tapi gak mungkin dia meneleponku sekarang.

"Se... sebentar, Di." 
Aku menatapnya bingung, dan menjauh sebentar. 

"Tunggu, San." Tangan kekasihku itu terasa dingin menyentuh kulitku. Aku terhenyak, masih dengan telepon berbunyi di tanganku. 

"Kenapa, Di?" Tanyaku heran. 
"Aku... sayang kamu. Maafin aku ya." Ia melepaskan genggaman tangannya dan tersenyum lembut, tapi entah kenapa aku merasa ia tampak jauh.

"Akupun jelas sayang kamu juga. Kenapa minta maaf? Sebentar, tunggu aku disini jangan kemana-mana." 
Aku mengecup keningnya pelan dan berlalu pergi. Aku menatap layar handphoneku.

Diana calling...

Ini tidak mungkin, dia pasti bercanda. Aku mengangkat handphoneku dan... 
"Hai Sayang! Aku on the way ke kantormu ya, mau ngajak kamu lunch nih hehehe jarang-jarang aku dapet izin keluar siang nih. Bentar ya tungguin ak..."
CKIIIIT! BRAK!
"Diana...?"
Tut... tut... tut... telepon terputus. Terakhir tadi terdengar suara mobil tertabrak. Diana...?

Tiba-tiba ponselku berbunyi lagi. Pesan.
From: Diana
Maaf, apakah Anda mengenal pemilik handphone ini?
Nomor Anda ada di panggilan terakhirnya, harap sekarang menuju ke Rumah Sakit sekarang juga.

Jantungku seolah berhenti berdetak.
Yang aku tahu setelah itu hanyalah gelap.

0 komentar:

Posting Komentar