Life's turning.

Sabtu, 22 Oktober 2011 Label: ,

"Iya udah lah, aku bakal lupain dia."

Ah, kalimat itu. Lagi.
Aku tersenyum sarkastis, menatap sosok wanita di depanku itu tepat di matanya.
Ia nampak gelagapan.
Ya, menatap tepat di mata itu bisa menjadi sumber kekuatan satu orang saat berbicara tapi bisa juga melemahkan yang lainnya.
Tapi juga merupakan detektor terbaik untuk memastikan apakah sebuah pembicaraan adalah bohong atau benar.

Melupakan.
Ah, mengapa hidup lagi-lagi harus tentang melupakan?

"Aku tidak memintamu melupakannya.
Pun aku memintamu, aku yakin kamu tidak akan pernah bisa."
Ujarku dengan tegas.

"Bisa. Aku bakal berusaha buat lupain dia."
Jawabnya lagi, terdengar terlalu konyol di telingaku.

Berusaha, katanya.
Mengusahakan sesuatu yang sebenarnya tidak patut untuk diusahakan.
Tidakkah di saat proses berusaha itu justru kita malah akan terus berpikir?
Tidakkah memberi otak kita beban dan tekanan untuk 'harus lupa' itu justru memberikan otak kita ruang tambahan untuk sesuatu yang harus kita lupakan tersebut?

"Aku tidak seharusnya memikirkan tentang dia lagi kan..."
Ia menghela nafas panjang sebelum melanjutkan kalimatnya. "Kamu hebat, Fay. You've survived. Gimana caranya?"

Aku terdiam sejenak, menerawang ke depan, dan mencoba membayangkan.
"What always happens? Life. Jalani ajalah, Ras... apa lagi yang bisa aku lakukan waktu itu selain ya... menjalani apa yang sudah seharusnya kujalani."
Aku menatapnya yang nampak enggan menatap mataku langsung.

"I should forget... everything. Just... everything."
Gumamnya pelan. 

Aku menggeleng-gelengkan kepalaku pelan, "Tapi itu artinya kamu harus siap buat lupa sama pengalaman dan pelajaran yang sudah mendewasakan kamu sekarang ini."

Aku menghela nafas panjang sampai akhirnya melanjutkan,
"God sent us the wrong person before He sends us the right one. This is how life's turning. Gimanapun juga, mungkin Tuhan sengaja membuat kita sebaik mungkin sampai akhirnya kita pantas bertemu dengan yang terbaik."
Aku tersenyum, dan menepuk pundaknya pelan, "Cheer up."

Dan akhirnya, ia menatap mataku, "Semoga ya, Fay. Thanks a lot."




*Didedikasikan buat teman-temanku yang baru mengalami sindrom putus cinta, semoga ditabahkan dan tambah kuat. God's plan is better than your ex! LOL JK. Keep your chin up because you will never know if someone is falling in love with your smile... :p

0 komentar:

Posting Komentar